Jumat, 28 September 2018

Urbanisasi ke Kota



Siapa suruh datang kekota? memang tak perlu dipertanyakan lagi, sedari dulu juga sudah banyak kaum urban yang mencari nafkah dikota. Urbanisasi menjadi harapan yang pasti dan takdir. ada segelintir orang miskin datang kekota menjadi kaya dan semakin kaya, ada yang miskin datang kekota tambah miskin, ada yang kaya dengan segala modal dan ambisi datang kekota menjadi kaya dan tambah kaya, ada juga yang kaya datang kekota menjadi miskin.

Kota memang terasa menggiurkan untuk dikunjungi, tak lain dengan segala ambisi dan tekat inngin menggantungkan hidupnya. Salah satunya Jakarta, yang notabenya sebagai ibukota, perputaran uang dijakarta mencapai 60% dari pertukaran uang di Indonesia. Hal ini menjadi akar dali segala factor. Selain factor itu ada factor pendorong lain yang  membuat mereka datang ke Jakarta. Dari mulai merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya, menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan didesa, ada yang lahan pertanianya semakin sempit dan juga banyak yang ingin mewujudkan impian menjadi orang kaya dikota.

Banyak tradisi urbanisasi karena adanya sanak keluarga dari kota yang pulang kekampunya dan membawa uang dari kota beserta kisahnya. ceritanya dari kota pun memaksa mereka terpanggil untuk datang ke kota. Fenomena ini akan terjadi dalam waktu lama dan berkelanjutan. Pada akhirnya anak muda lebih suka merantau mengadu nasip dijakarta.

Mungkin kita perlu mempertanyakan kepeda pemerintah tentang kebijakan perekonomian pedesaan. Desa yang seolah-olah tidak terurus, kendati desa sebagai ikon pertanian. Tetapi desa hanya berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga disaat musim mudik tiba, tempat berkumpulnya para petani yang minim kreatifitas dan inofasi. Penghasilan petanipun semaki menurun dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan gairah bertani orang desa pun ikut menurun. Sementara itu diperkotaan terus berkembang pada sector industrinya, tak heran juga jika pertumbuhan dikota semakin pesat.
Ketimpangan kebijakan antara kota dan desa seperti ini yang perlu kita pertanyakan. Sampai kapan desa terus tak terurus ?

Mungkin pemerintah harus menciptakan kebutuhan masyarakat pedesaa, baik itu pendidikan kewirausahaan, pengembangan sector pertanian daerah, maupun melakukan revolusi pertanian yang inovatif dan kreatif. Supaya pertanian tidak dipandang sebelah mata oleh pemuda desa yang terkesan ndeso menjadi petani.

Pada perkotaan sendiri terjadilah kepadatan dan kekumuhan. Pernah terdengar solusi untuk mengurangi kekumuhan di jakarta. Dengan memulangkan orang mmiskin itu ke kampungnya masing-masing. Lantas kenapa? belum cukup duitkah mereka untuk menjadi kaya di ibu kota? atau belum cukup berhasil diibu kota sehingga dipulangkan?

Sementara orang kaya terus menumpuk kekayaan nya ditanah Jakarta tanpa pernah diusir pulang kekampung nya. Bukankah mereka juga bukan asli orang Jakarta? tidaklah cukup adil jika orang miskin berhemat ketat dijakarta untuk dikirim kekampung, lalu diperlakukan seperti maling dan dikembalikan ke kampung masing-masing.


 Bandung, 26 September 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar